Skip to main content

Tips mengganti hutang puasa ramadhan

Hutang seharusnya dibayar. Entah itu kecil atau besar, baik benda atau jasa, sebagai makhluk yang berbudi pekerti luhur seharusnya membalas segala kebaikan yang telah diberikan orang lain. Bukan malah pura-pura tidak tau atau malah melupakannya. Sebagaimana hutang puasa Ramadhan yang pasti berlaku bagi kaum hawa (wanita) ini juga harus dibayar. Sayangnya banyak wanita disibukkan dengan kegiatannya yang menyebabkan lupa membayar hutang puasa Ramadhan. Memang ada dua cara membayar hutang puasa Ramadhan, yaitu dengan mengganti puasa di hari lain atau membayar fidyah. Fidyah adalah memberikan makanan kepada fakir miskin yang sebanding dengan apa yang kita makan sehari-hari. Namun fidyah hanya berlaku untuk orang sakit parah yang tidak memungkinkan lagi untuk berpusana.

Dari masalah tersebut, selagi anda masih sehat dan kuat berpuasa maka membayar puasa Ramadhan dengan menggantinya dihari lain itu harus. Nah agar anda tidak berat dalam menjalankan puasa dihari di luar bulan Ramadhan, maka pilihlah hari-hari libur. Misalnya jika hari libur anda sabtu dan minggu, gunakan dua hari itu untuk membayar hutang puasa ramadan. Sehingga puasa anda lebih bermakna dan terhindar dari hal-hal negatif yang mengganggu puasa.

Demikian tips membayar hutang puasa Ramadhan dengan menggantinya dihari-hari libur di sela kegiatan anda. Walau Ramadhan masih cukup lama, namun alangkah baiknya ketika hutang puasa sudah terlunasi. Tentu lebih semangat menghadapi bulan Ramadhan selanjutnya. Selamat mengganti puasa Ramadhan dan semoga berhasil. :)

Comments

  1. mudahan kita masih mendapati bulan ramadhan tahun ini dan bisa memnfaatkan kesempatan ini untuk membersihkan hati dari dosa-dosa yg pernah diperbuat dengan melakukan puasa ramadhan. amiin ya robbal alamin...

    ReplyDelete
  2. assalam.. maaf mba.. tapi ada hadist yang melarang berpuasa pada hari sabtu dan minggu karena itu harinya yahudi dan nasrani? nah itu gimana mba?

    ReplyDelete
  3. Wa'alaikum salam... :)
    Keadaan pertama: Puasa pada hari Sabtu dihukumi wajib seperti berpuasa pada hari Sabtu di bulan Ramadhan, mengqodho’ puasa pada hari Sabtu, membayar kafaroh (tebusan), atau mengganti hadyu tamattu’ dan semacamnya. Puasa seperti ini tidaklah mengapa selama tidak meyakini adanya keistimewaan berpuasa pada hari tersebut.
    Keadaan kedua: Jika berpuasa sehari sebelum hari Sabtu, maka ini tidaklah mengapa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada salah satu istrinya yang berpuasa pada hari Jum’at,
    « أَصُمْتِ أَمْسِ » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « تُرِيدِينَ أَنْ تَصُومِى غَدًا » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « فَأَفْطِرِى »
    “Apakah kemarin (Kamis) engkau berpuasa?” Istrinya mengatakan, “Tidak.”
    Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi, “Apakah engkau ingin berpuasa besok (Sabtu)?” Istrinya mengatakan, “Tidak.” “Kalau begitu hendaklah engkau membatalkan puasamu”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.[ HR. Bukhari no. 1986]
    Perkataan beliau “Apakah engkau berpuasa besok (Sabtu)?”, ini menunjukkan bolehnya berpuasa pada hari Sabtu asalkan diikuti dengan berpuasa pada hari Jum’at.
    Keadaan ketiga: Berpuasa pada hari Sabtu karena hari tersebut adalah hari yang disyari’atkan untuk berpuasa. Seperti berpuasa pada ayyamul bid (13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah), berpuasa pada hari Arofah, berpuasa ‘Asyuro (10 Muharram), berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah sebelumnya berpuasa Ramadhan, dan berpuasa selama sembilan hari di bulan Dzulhijah. Ini semua dibolehkan. Alasannya, karena puasa yang dilakukan bukanlah diniatkan berpuasa pada hari Sabtu. Namun puasa yang dilakukan diniatkan karena pada hari tersebut adalah hari disyari’atkan untuk berpuasa.
    Keadaan keempat: Berpuasa pada hari sabtu karena berpuasa ketika itu bertepatan dengan kebiasaan puasa yang dilakukan, semacam berpapasan dengan puasa Daud –sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa-, lalu ternyata bertemu dengan hari Sabtu, maka itu tidaklah mengapa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan mengenai puasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan dan tidak terlarang berpuasa ketika itu jika memang bertepatan dengan kebiasaan berpuasanya .
    Keadaan kelima: Mengkhususkan berpuasa sunnah pada hari Sabtu dan tidak diikuti berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya. Inilah yang dimaksudkan larangan berpuasa pada hari Sabtu, jika memang hadits yang membicarakan tentang hal ini shahih. –Demikian penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin-[Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 20/57-58, Darul Wathon – Darul Tsaroya, cetakan terakhir, tahun 1413 H.]
    Jadi kesimpulannya kak..
    1. Ada ulama yang menilai hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu adalah lemah (dho’if) dan hadits tersebut tidak diamalkan. Dari sini, boleh berpuasa pada hari Sabtu.
    2. Sebagian ulama lainnya menilai bahwa hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu adalah jayid (boleh jadi shahih atau hasan). Namun yang mereka pahami, puasa hari Sabtu hanya terlarang jika bersendirian. Bila diikuti dengan puasa sebelumnya pada hari Jum’at, maka itu dibolehkan.[ Ini kesimpulan yang kami ambil dari penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Iqtidho’ Ash Shirothil Mustaqim, 2/75-76.]
    Pada dasarnya pendapat ulama tentang suatu masalah tertentu bisa berbeda-beda kak... Silahkan ingin mengambil pendapat dari siapa..:D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Film Korea Yang Lucu, Romantis dan Paling Menyentuh

Pulang kuliah eh pada ngobrolin Film Korea Terbaik Yang Lucu, Romantis dan Paling Menyentuh sama temen-temen kampus, nah setelah kemaren posting Film Thailand Humor makanya kali ini hanisah akan share beberapa film korea yang menurut hanisah paling bagus dan paling menyentuh karena ceritanya yang bagus dan banyak hikmah yang dapat diambil dari film korea berikut ini : My true friend (thai) Sosok pemuda yang dianugerahi wajah tampan serta kehidupan yang serba berkecukupan. Pemuda yang memiliki hobi berkelahi tapi tak pernah terpikirkan sekalipun untuk membunuh lawan-lawannya. Baginya uang tak bisa membeli segalanya termasuk kebahagiaan, baginya uang hanya membawa penderitaan. Dan tentu saja uang pun tak bisa membeli kebersamaannya bersama teman-temannya. Film korea tentang persahabatan Gun akan melakukan apapun demi sahabat-sahabatnya bahkan hingga nyawa pun rela dipertaruhkannya... 200 Pounds Beauty Film korea tentang cinta & Operasi plastik Ceritanya tentang faham o

4 Makanan Yang Sehat Untuk Kulit

Selain buah, ternyata anda juga dapat merawat kecantikan kulit melalui makanan. Dengan mengonsumsi makanan ini, maka kulit anda juga ikut mengonsumsi kandungan di dalamnya yang membuat kulit menjadi sehat. Apa saja sih makanan yang sehat untuk kulit? Berikut ini macam-macam makanan yang sehat untuk kulit anda. Salmon 1.Salmon Salmon kaya akan Omega 3 yang dapat mencegah kulit kemerahan dan keriput. Salmon juga mengandung antioksidan dan vitamin B dan D yang baik untuk kulit. Yoghurt 2.Yoghurt Yoghurt mengandung banyak kalsium yang baik untuk menguatkan tulang, kuku dan gigi. Selain itu yoghurt juga membantu sistem pencernaan tetap bekerja baik yang berdampak pada kulit sehat dan bersinar. Sehingga mendukung keremajaan dan kekencangan kulit. Tiram 3. Tiram Mengonsumsi tiram dapat membantu memperbanyak kolagen, yang berfungsi untuk mempercepat pembaharuan sel kulit. Mengonsumsi tiram juga dapat mencegah kulit menjadi keriput dan membuat Anda awet muda.

Cara Membuat Jumbreg Jajanan Khas Paciran Lamongan

Bagaimana cara membuat jumbreg? Jumbreg adalah kue atau jajanan khan dari daerah Paciran Lamongan . Jika anda pergi ke Lamongan, jangan lupa untuk mencicipi makanan khas Lamongan yang menggigit lidah satu ini. Kue jumbreng biasanya juga dijadikan oleh-oleh ketika berkunjung ke Lamongan. Harga jumbreg per buahnya yaitu Rp.1.500. Jumbreg menjadi sangat unik dan khas di Lamongan karena dibungkus oleh daun lontar (siwalan) yang dibentuk seperti terompet dan memiliki aroma yang khas. Berikut ini resep dan cara membuat jumbreg: Daun lontar (siwalan) Bahan: 125 gram tepung beras 30 gram tepung sagu 300 gram gula merah (gula aren, gula jawa) disisir halus 1000 ml santan dari 1/2 butir kelapa 1/2 sendok teh garam 2 lembar daun pandan Daun lontar (siwalan) yang sudah dibentuk keperti terompet Cara membuat: Didihkan 500 ml santan (1/2 dari 1000 ml santan), gula merah, daun pandan dan garam. Aduk perlahan hingga larut lalu saring dan tiriskan (dinginkan). Aduk rata sisa santa